-
Apa bedanya cerita dari list?
Cerita ada transformasi. Dalam 5 detik, ada sesuatu yang disadari oleh sang protagonis. Dari kondisi A ke kondisi B yang sangat bertolak belakang. A & B itu harus beda total. Tapi, A ga harus lebih bagus dari B (misalnya, tadinya dia optimis semua orang baik... akhirnya baru sadar bahwa orang-orang itu pada dasarnya egois).
Misalnya:
- Tadinya ga ngeh orang anggap remeh Covid, sekarang jadi ngeh banyak orang anggep remeh (Terlihat dari reaksi temen2 - Hah, kemarin sehat2 aja, kok tiba2 meninggal?) (Ayah Lemah Lunglai)
- Tadinya sering marah, tapi akhirnya pilih bahagia. (Cerita pesawat jatuh)
- Tadinya cuma tahu secara teori, akhirnya ngerti perasaan orang terdekat kena Covid dan lebih bisa empati (Putrakku terinfeksi)
- Tadinya kasihan sama tentangga yg tinggal sendiri, ternyata hidup sendiri tapi tidak sedih / menderita, bisa cari makna (Berkunjung ke rumah tetangga)
- Tadinya rasa diri sendiri bodoh & stress, tapi baru ngeh bahwa lupa itu wajar & sehat (Aku sering lupa... apa sudah pikun?)
- Tadinya jenuh dan banyak ngeluh, tapi akhirnya sadar dan bersyukur.
-
Ada kesadaran / pengakuan atas sesuatu kelemahan (”vulnerability”)
- Kelakuan atau perasaan negatif yang kita malu jika terexpose - contohnya: malas, iri, kesel, kesombongan, ketidaksabaran, rasa ketakutan, tapi yang kita sebenarnya rasakan setiap hari
-
Ceritanya orang lain, tapi dengan perspektif “sendiri”
- Untuk IG post - swipes kita ceritain dari perspektif penulis, tapi di caption makna yang kita dapatkan untuk diri sendiri; relate ke kehidupan sehari-hari
-
Beginning ➡️ Ending, kondisi harus beda total
- Kalau ga ada perbedaan, cerita-nya kurang seru
-
Beberapa teknik cerita
- Forward momentum - movement dari 1 tempat ke tempat lain, 1 dialog ke dialog lain, dll.
- “Reveal” jangan terlalu awal - orang jadi ga tertarik lanjutin cerita-nya
- Jangan mulai dari “thesis statement” - misalnya “Ini lucu banget” atau “Kamu bakal nangis baca ini” —> jadi ga ada “surprise”
-
Every story needs “Stakes” - sesuatu yang bikin orang penasaran
- Misalnya - karakter-nya mati ga? rencana yang dibuat, berhasil ga? lomba ini siapa yang menang?
- 5 teknik cerita supaya orang penasaran / tambah penasaran:
- “Elephant” —> Arah cerita. Misalnya, di “Ayah Tadinya Gagah Perkasa, jadi Lemah Lunglai” - langsung pertanyaan-nya - kok bisa?
- “Backpacks” —> Buat 1 rencana untuk tackle 1 problem, tapi gagal - di filem, sering banget rencana awal yang sudah dirancang, gagal total
- “Breadcrumbs” —> Hint solusi ke depan itu seperti apa, tapi ga 100% jelas
- “Hourglass” —> Pas orang lagi penasaran, pelanin cerita-nya supaya makin penasaran
- “Crystal Balls” —> Buat satu prediksi yang ternyata salah. Misal, kalau dipanggil ke ruangan atasan, prediksinya “Mati deh, ini mau di PHK.” tapi ternyata “Gaji mau dinaikin karena performa yang luar biasa.”
-
Beberapa teknik lain
- Sebisa mungkin, masukin lokasi fisik, supaya orang bisa bayangin tempat kejadian
- Masukin action - misalnya “ada suatu suara ledakan”
-
And, but, therefore | Dan, tapi, maka
- Setiap kalimat, setelah kata “dan,” harus ada “tapi” “namun
- “Seharusnya begini dan begini, tapi ternyata begitu, maka ending nya jadi begini”