Hai, perkenalkan nama saya Arni Hanifah Santi, mahasiswa semester 7 Jurusan Pendidikan Akuntansi, Universitas Negeri Medan. Kali ini saya berkesampatan untuk ikut berkontribusi dalam menceritakan pengalaman saya mengikuti Magang Merdeka di Skilvul dalam bidang UI/UX Designer. Kali ini skilvul memberikan challange untuk tim saya membuat landing page PasarPolis, khususnya Employee Benefit Insurance. Nah, pengalaman dan ilmu ini akan saya tuangkan melalui UX Case Study dibawah ya, selamat membaca!
Sebelum kepada topik pembahasan, alangkah baiknya untuk mengenal PasarPolis dulu ya teman-teman! PasarPolis Employee Benefit merupakan layanan asuransi karyawan perusahaan dan para pemilik usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang menginginkan karyawannya terlindungi dengan asuransi kesehatan yang mudah diakses, cepat prosesnya, dan premi terjangkau. Platform PasarPolis Employee Benefit juga memberikan pilihan layanan perlindungan dari berbagai perusahaan penyedia asuransi kepada sebuah perusahaan bagi para karyawannya. Semua dalam satu aplikasi PasarPolis Employee Benefit! Melalui aplikasi ini, karyawan akan bisa melihat manfaat asuransi yang diterima, mengajukan klaim dengan mudah dan cepat, informasi mengenai rekanan rumah sakit mana yang ditanggung oleh asuransi, hingga cek kondisi kesehatan. Sedangkan, bagi pihak perusahaan sendiri, employee benefit memiliki peran penting dalam membantu karyawan menentukan proteksi terbaik sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan tiap karyawan. PasarPolis Employee Benefit hadir untuk memberikan solusi efektif seputar perlindungan karyawan melalui teknologi dan inovasi. Nah, itulah sedikit penjelasan singkat mengenai employee benefit yang perlu diketahui!
Sebagai UX Designer yang berkolaborasi dengan 2 anggota tim, Tisha Tabhita Siregar dan Aisyah Amiya Izra. Dalam tim ini, tanggung jawab saya adalah
Dalam kasus ini kami memilih menggunakan Design Thinking sebagai pendekatan design process yang kami lakukan. Karena,
1- Emphathize, Dalam tahap ini dilakukan pemahaman terhadap pengguna.Kira-kira, apa tantangan mereka hadapi saat menggunakan produk. ditahap ini kami tidak menggunakan asumsi lagi akan tetapi sudah mendengar dan mengobservasi pengguna secara langsung. Dengan melakukan ini, kami berharap untuk mendapatkan empati bagi penggguna kami yaitu membuat produk/aplikasi berdasarkan kebutuhan pengguna, Memahami tujuan, motivasi, pain point dan yang menjadi halangan pengguna dan memprioritaskan kebutuhan pengguna. Berikut hasil empathize yang telah kami lakukan,
2 — Define; dalam tahap define, hal pertama yang dilakukan adalah Paint Points; menganalisa permasalahan yang dihadapi oleh pengguna, dalam tahap ini kami mengelompokkan beberapa masalah yang sering dialami oleh pengguna.